Senin, 18 November 2013

Komunitas Para Pereka Oelang Sedjarah

"Ingin Lestarikan Nilai Sejarah"

Ada berbagai macam cara untuk mencintai sejarah perjuangan para pejuang kemerdekaan. Seperti yang dilakukan sekelompok orang ini. Berawal dari kecintaan akan sejarah bangsa dan kebudayaan Indonesia, mereka membentuk Komunitas Reenactors atau Pereka Oelang Sedjarah. Dalam melakukan reka ulang sejarah, Komunitas Reenactors melakonkan aktor aktor sejarah, mulai dari pahlawan, penjajah, perawat, hingga rakyat dengan menggunakan seragam (uniform). Menariknya, karakter dibuat mirip aslinya. Tak ketinggalan juga makanan yang disajikan merupakan makanan zaman dulu. 

Founder & CEO Medan Reenactors Andri Wahyu mengatakan, Reenaactors atau Pereka Oelang Sedjarah awalnya lahir di Amerika Serikat, dimana para Reenactors di sana melakonkan peristiwa sejarah perang saudara. Di Indonesia, Komunitas Reenaactor sudah berkembang di beberapa kota. Seperti Yogyakarta, Bandung, dan Surabaya. Untuk Medan sendiri, baru dibentuk 20 Agustus lalu. 

“Medan Reenactors juga dapat dikatakan sebagai museum hidup, karena yang kita lakonkan peristiwa sejarah sebagaimana aslinya “ kata Mas Andri, demikian sapaannya. Mas Andri menuturkan, setiap anggota Komunitas Reenactors memiliki kode etik, di antaranya harus memakai uniform, senapan yang asli (autentik).
 



“Manfaatnya untuk kami sendiri. Kami lebih mencintai Tanah Air sebagai seorang pejuang, maka kami bertanggung jawab juga menyampaikannya kepada masyarakat,” ujar ayah satu anak ini. Menurut Andri, dalam proses melakonkan sejarah ini merupakan pendidikan yang lebih efektif dan tidak monoton ketimbang banyak belajar di kelas atau mengunjungi museum.

Untuk mendapatkan perlengkapan sejarah yang asli, tak sedikit anggota mengeluarkan kocek besar, karena barang-barangnya harus diimpor dari luar negeri. Saat ini, Komunitas Medan Reenactors memiliki 36 anggota dari berbagai macam latar belakang profesi, dan tidak memandang suku agama.

Ada beberapa kegiatan rutin yang dilakukan Medan Reenactors. Di antaranya touringakhir pekan dengan sepeda onthel, diskusi sejarah bersama veteran dan dosen sejarah, fotografi dan teatrikal, serta melakukan adegan peperangan dengan latar bangunan bersejarah.
Rholand Muary



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Sumut Paten” dalam Analisa Wacana Kritis

Sumut Paten, kini sudah menjadi jargon politik dan ciri khas dari Gubernur Sumatera Utara, Ir. HT. Erry Nuradi, M.Si. Dalam berbaga...