Masih
ingatkah dengan istilah “Vickisisasi” yakni pemuda bernama Vicky yang
juga merupakan mantan tunangannnya pedangdut Zaskia Gotik sempat membuat heboh dunia
maya karena mengeluarkan istilah bahasa campuran seperti statusisasi, labil
ekonomi, mempertakut, mempersuram dan lain lain.
Menggunakan
bahasa Indonesia dengan baik dan benar di kehidupan sehari hari sebenarnya
cukup penting, namun sayangnya banyak masyarakat khususnya kaula muda
mencampurkan antara bahasa Indonesia dengan bahasa asing biar kelihatan lebih
keren, padahal sebenarnya membuat bahasa Indonesia sendiri kehilangan
indentitasnya. Seperti yang dilakukan oleh Vicky sendiri misalnya.
Hal
inilah menjadi dasar motivasi bagi M Ryan Ramadhan serta pasangannnya Febby
Yoana Siregar memberanikan diri untuk mengkuti selekasi duta Bahasa Sumut 2013
yang di selenggarakan oleh Balai Bahasa Sumut pada 11 Oktober 2013 yang lalu
dengan membuat makalah yang berjudul “
Medan ku dijajah Istilah Asing” , kemudian Karena bakat dan kemampuannnya
akhirnya juri pun menobatkan mereka sebagai Duta bahasa Sumut 2013 dan mewakili
Sumut untuk mengikuti Seleksi Duta Bahasa nasional di Jakarta pada 21-28
Oktober mendatang
Menjadi
Duta Bahasa Sumatera Utara 2013 bukan lah sebagai ajang untuk menjadi orang
yang terkenal di mata masyarakat namun mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk
memberikan pendidikan kepada masyarakat akan pentingnya penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar di kehidupan sehari hari.
“ Padahal
menggunakan bahasa Indonesia itu keren loh, tapi sayangnya masih banyak anak
muda yang menggabungkan bahasa Indonesia dengan bahasa asing biar kelihatan
lebih keren dan gaul” ujar Ryan Ramadhan
Mahasiswa
Teknik Informatika STT harapan ini menjelaskan, saat ini umumnya Anak sekolah
dan remaja banyak gunakan istilah asing dalam percakapannnya sehari hari , misalnya
kata “ OTW” (on the way), “BTW” (by the
way). Menurutnya hal tersebut tidak lah salah, namun penempatannnya saja yang
kurang tepat.
“
Sebenarnya penggunaan nya saja yang salah tempat, kerena mancampur adukkan
antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris tidak tepat, jadi peran kami
meminimalisir penggunaan bahasa seperti itu” ujar mantan Jaka Kota Medan 2010
ini.
Mahasiwa
yang memiliki hobby model ini menambahkan, manfaat menggunakan bahasa Indonesia
sebenarnya menjadikan orang tersebut lebih sopan santun dalam berbicara dan
lebih kelihatan intelektual.
Begitu
juga di sampaikan oleh, Febby Yoana Siregar yang mengatakan banyaknya anak muda
yang menggunakan bahasa campuran seperti itu akibat pengaruh teknologi,
misalnya saja di internet serta paradigma
yang mengatakan bahasa inggris lebih baik dari pada bahasa Indonesia, selain
itu media cetak dan elektronik juga memberikan suguhan yang serupa.
“
Kita juga sebenarnya sudah bersumpah dalam sumpah pemuda 28 Oktober yang
mengatakan menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa indonesia” kata mahasiswa
Sastra Cina USU ini
Febby
menambahkan, tugas menjadi Duta Bahasa Sumut 2013 salah satunya turut
memberikan sosialisasi kepada siswa dan remaja ke sekolah sekolah dan kampus
untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sehingga bahasa
Indonesia tidak dianggap bahasa kelas dua setelah bahasa Inggris.
“Selain itu juga kami mengkampanyekannya di media sosial dengan menggunakan bahasa Indonesia, dan yang
paling penting kami juga menerapkannya di kehidupan sehari hari” kata mantan
Dara kota Medan tahun 2010 ini.
Selain
itu, untuk mempersiapkan diri mereka mengikuti seleksi duta bahasa nasional di
Jakarta, mereka pun turut mendapatkan bimbingan dan pendidikan dari Balai
bahasa Sumut untuk menambah pengetahuan tentang bahasa, dan mereka mentargetnya
untuk menjadi juara umum agar bisa mengharumkan nama Sumatera Utara khususnya.
“
Kami mentargetnya bisa menjadi juara umum nasional, agar dapat mengharumkan
nama Sumut dan yang paling penting mengkampanyekan ke semua orang untuk menggu
nakan bahasa Indonesia yang baik dan benar” ungkap Febby yang memiliki cita cita
sebagai dosen ini. Rholand Muary
Tidak ada komentar:
Posting Komentar