" Berpetualang Sambil Pungut Sampah di Atas Gunung"
Tidak
selamanya menjadi mahasiswa itu harus belajar di dalam kelas, membaca buku dan
mendengarkan dosen mengajar, namun menjadi mahasiswa juga bisa belajar melalui
alam. Berawal dari hobi mendaki gunung dan menjelajahi hutan, korps mahasiswa
pencinta alam dan studi lingkungan (Kompas) Universitas Sumatera Utara di
bentuk guna menyalurkan hobi sang petulang.
Keinginan
untuk bergabung menjadi mahasiwa pencinta alam (Mapala) harus di dasari dengan
rasa syukur atas anugrah atas ciptaan Tuhan, karena telah menciptakan
berbagai macam pesona alam yang dapat di nikmati, sudah selayaknya kita sebagai
manusia di bumi dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab untuk senantiasa menjaga
dan merawatnya. Keindahan alam itu dapat berupa pegunungan, hutan, sungai, gua,
dan masih banyak lainnya.
Sejak
terbentuk pada Oktober 1980, Kompas USU berusaha menjaga prinsip tersebut,
sehingga sampai sekarang melahirkan generasi generasi yang peduli lingkungan
dan tetap konsisten mengkampanyekan kesadaran manusia untuk tidak merusak alam
dengan segala flora dan fauna di dalamnya.
Ketua
Kompas USU, Ahmad Fauzi menceritakan tentang awal keinginannya
untuk bergabung di dasari dengan hobinya berpetualang dan mencari sesuatu hal
yang baru yang belum pernah di temukan oleh orang banyak.
“Awalnya
saya berkeinginan masuk karena hobi mendaki gunung, namun seiring berjalannya
waktu saya sering naik gunung, saya melihat banyak orang yang hanya suka naik gunung
namun tidak menjaga lingkungan gunung seperti buang sampah plastik dan kaleng
makanan” ujar Fauzi.
Ungkapan
kegelisahan ini terbukti saat pengalaman Fauzi bersama rekan rekan Kompas USU
yang lain pada setiap pelaksanaan hari lingkungan hidup melakukan gerakan
bersama bersih bersih gunung Sibayak, dengan memunguti sampah yang
sengaja di buang orang sembarangan di atas gunung, alhasil puluhan goni plastik
pernah mereka kumpulkan.
Fauzi
menambahkan, kurangnya kesadaran masyarakat yang mendaki gunung menjadi
penyebab utama kotornya lingkungan di gunung, seperti yang terjadi di gunung
Sinabung, Sibayak, Sibuatan yang letaknya masih di kabupaten Karo. Sampah
sampah tersebut umumnya sampah plastic dan kaleng yang sengaja di bawa orang
ketika hendak naik gunung sebagai perbekalan di atas. Selain itu juga
berdasarkan observasi Kompas USU, banyaknya hutan di gunung telah di tebang
bahkan polisi kehutanan setempat tidak mengetahuinya.
“Sebagai
orang yang cinta kepada alam, pada saat menjelajahinya kami punya prinsip yakni
seorang penjelajah jangan meninggalkan apapun selain jejak kaki, jangan ambil
apapun selain gambar dan jangan bunuh apapun selain waktu” pungkas mahasiwa Fakultas Pertanian USU ini.
Fauzi
yang sudah naik gunung lebih dari 20 kali ini menuturkan, prinsip tersebut
seyogyanya di patuhi pada setiap orang yang ingin menjelajahi alam tidak hanya
di gunung bahkan di gua sekali pun.
Kompas
USU sendiri kegiatannya tidak hanya mendaki gunung namun juga melakukan
penelitian dan pengamatan terhadap keaneka ragaman flora dan fauna yang
ada di gunung bahkan di gua, seperti yang barusan di teliti yakni Kompas USU
melakukan pengamatan perkembangan tumbuhan sejenis jamur di gunung Sibuatan
kabupaten Karo selain itu juga diajak untuk bersosialisasi dengan masyarakat
sekitar.
Hal
yang paling sederhana untuk menjaga lingkungan yakni tidak membuang sampah
sembarangan, minimal jangan merusaknya kalau tidak mampu menjaganya karena
berbagai macem hewan dan tumbuhan yang hidup disana sangat bergantung pada
kondisi lingkungan.
“Kami
tetap konsisten mengkampayekan kepada setiap orang untuk jangan membuang sampah
ke gunung dan kepada anggota Kompas di wajibkan memungut sampah saat mendaki
gunung, karena kitalah yang harus nya menjaganya, dengan menjaga alam
sesungguhnya kita dapat belajar mencintai negri ini dengan sungguh sungguh”
ujar Fauzi kembali.
Agenda
kedepan fauzi bersama tim Kompas USU yang lain akan kembali melakukan gerakan
bersih bersih gunung Sibayak pada awal Juni mendatang dengan melibatkan 500 an
orang peserta yang akan memungut sampah di kawasan gunung tersebut. Rholand
Muary
Tidak ada komentar:
Posting Komentar