Ada berbagai
macam cara untuk mencintai sejarah perjuangan para pejuang kemerdekaan. Seperti
yang dilakukan sekelompok orang ini. Berawal dari kecintaan akan sejarah bangsa
dan kebudayaan Indonesia, mereka membentuk Komunitas Reenactors atau Pereka Oelang Sedjarah. Dalam melakukan reka ulang sejarah, Komunitas Reenactors melakonkan aktor aktor
sejarah, mulai dari pahlawan, penjajah, perawat, hingga rakyat dengan
menggunakan seragam (uniform). Menariknya, karakter dibuat mirip aslinya. Tak
ketinggalan juga makanan yang disajikan merupakan makanan zaman dulu.
Founder & CEO Medan Reenactors Andri Wahyu mengatakan, Reenaactors atau Pereka Oelang Sedjarah awalnya lahir di Amerika Serikat, dimana para Reenactors
di sana melakonkan peristiwa sejarah perang saudara. Di Indonesia, Komunitas Reenaactor sudah berkembang di beberapa kota. Seperti Yogyakarta, Bandung, dan
Surabaya. Untuk Medan sendiri, baru dibentuk 20 Agustus lalu.
“Medan Reenactors juga dapat dikatakan sebagai museum hidup, karena yang kita
lakonkan peristiwa sejarah sebagaimana aslinya “ kata Mas Andri, demikian
sapaannya. Mas Andri menuturkan, setiap
anggota Komunitas Reenactors memiliki kode etik, di antaranya harus memakai
uniform, senapan yang asli (autentik).
“Manfaatnya
untuk kami sendiri. Kami lebih mencintai Tanah Air sebagai seorang pejuang,
maka kami bertanggung jawab juga menyampaikannya kepada masyarakat,” ujar ayah
satu anak ini. Menurut Andri, dalam proses melakonkan sejarah ini merupakan
pendidikan yang lebih efektif dan tidak monoton ketimbang banyak belajar di
kelas atau mengunjungi museum.
Untuk mendapatkan perlengkapan sejarah yang asli, tak sedikit anggota mengeluarkan kocek besar, karena barang-barangnya harus diimpor dari luar negeri. Saat ini, Komunitas Medan Reenactors memiliki 36 anggota dari berbagai macam latar belakang profesi, dan tidak memandang suku agama.
Ada beberapa kegiatan rutin yang dilakukan Medan Reenactors. Di antaranya touringakhir pekan dengan sepeda onthel, diskusi sejarah bersama veteran dan dosen sejarah, fotografi dan teatrikal, serta melakukan adegan peperangan dengan latar bangunan bersejarah. Rholand Muary
Untuk mendapatkan perlengkapan sejarah yang asli, tak sedikit anggota mengeluarkan kocek besar, karena barang-barangnya harus diimpor dari luar negeri. Saat ini, Komunitas Medan Reenactors memiliki 36 anggota dari berbagai macam latar belakang profesi, dan tidak memandang suku agama.
Ada beberapa kegiatan rutin yang dilakukan Medan Reenactors. Di antaranya touringakhir pekan dengan sepeda onthel, diskusi sejarah bersama veteran dan dosen sejarah, fotografi dan teatrikal, serta melakukan adegan peperangan dengan latar bangunan bersejarah. Rholand Muary
Tidak ada komentar:
Posting Komentar