Mengayuh
sepeda keliling kota Medan saat pagi ataupun sore sudah menjadi hal biasa,
namun jika mengayuh sepeda sampai ke Jogjakarta dengan membutuhkan waktu
berbulan bulan tentu diangkap pekerjaan gila dan cari mati, namun itu pulalah
yang sudah di lakukan oleh Komunitas Mahasiswa Pecinta Sepeda (Macida) UMA.
Sejak
terbentuk pada tahun 2012, komunitas sepeda ini tidak hanya sebagai ajang
gagahan memamerkan sepeda yang di miliki, namun juga mempunyai pesan sosial untuk
mengkampanyekan penghijauan dengan menggunakan sepeda, karena menurut komunitas
ini, penghijauan tidak hanya dengan melakukan aksi tanam pohon, namun juga
dapat dengan membudayakan naik sepeda sebagai sarana transortasi alternatif
untuk mengurangi gas emisi yang tinggi yang umumnya hasilkan oleh kenderaan
bermotor.
“
Kenderaan bermotor merupakan salah satu penyumbang gas emisi terbesar yang
dapat merusak lingkungan, maka kami mengajak masyarakat untuk membudayakan naik
sepeda atau berjalan kaki, jika jarak tempuhnya hanya 1 KM saja, ini sebagai
bentuk kepedulian lingkungan” kata Agus Budianto, Pembina Komunitas Macida UMA
dikampusnya
Karena
Jogjakarta sebagai kota yang membudayakan masyarakat naik sepeda, maka dari
situ lah, Agus bersama rekannya Mualimun memberanikan diri untuk mengayuh
sepeda nya sampai ke Jogjakarta, melintasi beberapa provinsi sekaligus
mengkampanyekan penghijauan dengan sepeda pada Juli 2012 lalu. Dengan mengambil
tema Expedition Go Green With Our Bike ,
mereka berdua dengan membawa perlengkapan dan uang saku seadanya berangkat menelusuri
daerah yang menjadi rute di lintasi tak
lupa bendera putih yang berisikan pesan kampanye dan bendera merah putih di
sangkutkan berdiri tegak di belakang sepeda.
“
Kami berdua cuma bawa uang 1,2 juta , dan itu pun pake uang pribadi, sempat
minta bantuan sana sini, namun niat kami dianggap gila dan kurang kerjaan, tapi
kami tetap jalan karena niat kami sudah bulat” cerita Agus mahasiswa Fisip UMA
ini.
Memulai
perjalanan melintasi daerah dan bertemu banyak masyarakat dengan berbagai macam
karakter dan budaya, memberikan sejuta pengalaman yang menarik untuk di kenang.
Apalagi perjalanan tersebut memasuki masa bulan Ramadhan sehingga mengharuskan
keduanya untuk berpuasa.
“
Pengalaman menariknya, kita bisa bertemu banyak masyarakat, dan mereka juga lah
yang banyak membantu kami, baik itu menyediakan makanan, uang serta tempat
tinggal” kata Agus yang juga mantan Gubernur FISIP UMA ini.
Selain
menjumpai masyarakat, mereka pun selalu berusaha menjumpai kepala daerah
setempat, untuk dapat menyampaikan isi dari kampanye mereka, tak sedikit selama
perjalanan ada kepala daerah yang mendukung, ada pula yang enggan menjumpai.
Sementara Untuk mendapatkan tempat tinggal melepas lelah perjalanan, mereka pun
biasa tinggal di rumah warga, mesjid bahkan di Polsek.
“
Kami juga pernah numpang tidur di Polsek Air Batu, Asahan, namun karena tempat
gak ada, kami jadinya tidur di dalam sel, begitu juga kami pernah tidur di SPBU
Jakarta, terus kami di usir penjaganya ” katanya.
Singkatnya,
dalam perjalanan ke Jogja yang menempuh waktu selama dua bulan, membuat kondisi
fisik mereka sempat sakit, keduanya pun pernah jatuh sakit terserang penyakit
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) karena banyak menghirup debu di jalanan,
namun karena tekad yang kuat dan perhatian dari masyarakat dan mahasiswa
setempat, akhirnya mereka kembali sehat dan melanjutkan perjalanan kembali dan
tiba di Jogjakarta dalam keadaan sehat.
“
Badan kurus, kulit sampai keleng, sepeda yang kami naik masing masing dua kali
ganti ban dalam dan luar, totalnya dua bulan kami sampai ke Jogjakarta” katanya
lagi.
Begitu
sampai di Jogja mereka pun bertemu dengan tokoh masyarakat Jogjakarta begitu
juga dengan akademisi dari UGM, mereka pun mendukung apa yang menjadi kegiatan
kami. Dan saling bertukar informasi mengenai budaya masing masing.
Setelah
puas selama enam hari di Jogjakarta, mereka berdua pun pulang dengan menggunkan
kereta api dan pesawat, sepeda mereka di paketkan langsung ke Medan, di
Jogjakarta mereka pun banyak mendaopatkan bantuan materi termasuk dari kampus
UMA sendiri.
Sementara
itu, Mualimun yang kini menjabat sebagai Ketua MAcida UMA menceritakan setelah
pulang ke Medan, secara perlahan komunitas sepeda ini mulai di gemari, bahkan
pada Desember 2012 mereka kembali menjajal Medan – Sabang dengan membawa
anggotanya perempuan naik sepeda
“
Baru baru ini pada Oktober 2013 kami juga telah konvoi mengelilingi pulai
Samosir.” Kata Mahasiswa Administrasi Negera FISIP UMA ini.
Rencana
komunitas ini tidak hanya berekspedisi sampai dikota Jogjakarta saja , namun juga berencana Touring mengelilingi seluruh pulau yang
ada di Indonesia bahkan sampai keluar negeri. Selain itu juga rutinitas dari
komunitas ini antara lain melakukan penanaman bibit mangrove serta touring di
sekitaran kota Medan dan sekitarnya.
Rholand Muary
Tidak ada komentar:
Posting Komentar