"Belajar Bahasa Jepang Secara Otodidak"
Tak
pernah dibayangkan sama sekali bagi seorang mahasiswa yang kuliah di fakultas Farmasi USU dapat meraih juara umum lomba pidato bahasa Jepang se regional
Sumatera yang di selenggarakan oleh konsulat jenderal (konjen) Jepang bekerja
sama dengan Japan Foundation pada Sabtu, 18 Mei yang lalu.
Dia
adalah Hendra mahasiswa Farmasi USU angkatan 2010 ini, yang telah meraih juara
umum lomba pidato bahasa Jepang regional Sumatera dengan menyisihkan lawan
lawannnya termasuk dari kalangan mahasiswa yang studi di sastra Jepang se- universitas yang ada di
pulau Sumatera
Hendra
menjelaskan dirinya tak pernah nyangka akan di panggil juri
sebagai pemenang lomba pada waktu lalu, karena dirinya baru pertama kali mengikuti
kompetisi pidato bahasa Jepang, dengan wajah kaget dan suasana yang hening
dirinya hanya bisa berdiri,
Hendra
masih belum yakin dan tidak menyangka akan menjadi juara umum, namun setelah
tepuk tangan dari perwakilan konjen Jepang dan mengajaknya maju kedepan, sontak
membuat dirinya merasa bangga dan senang, dengan senyum bahagia dirinya pun
maju untuk meraih thropy juara umum.
“Awalnya
saya gak yakin kalau saya yang dipanggil, apalagi banyak yang gak nyangka,
mahasiswa dari Farmasi bisa jadi juara umum lomba pidato bahasa Jepang se
regional Sumatera” ujar Hendra di kampusnya.
Hendra
menceritakan karena telah berhasil menjadi juara umum, pada tanggal 15 Juni
mendatang dirinya akan di berangkatkan untuk lomba pidato bahasa Jepang kembali
untuk tingkat Indonesia dan apabila menjadi juara umum lagi akan di
berangkatkan ke Jepang untuk mengikuiti kompetisi yang lebih tinggi lagi se
Asia yakni Asean Japanese speak contest.
“Saya
pasti terus berusaha agar menjadi juara umum untuk membanggakan Sumatera Utara
dan Indonesia ke ajang yang lebih tinggi di Jepang” ujar Hendra yang mengaku
belum pernah pergi ke negara Jepang ini.
Pria
kelahiran Medan, 16 Oktober 1991 mengaku tidak pernah mengikuti les formal
dalam berbahasa Jepang, hanya saja belajar percakapan secara otodidak bersama
klub percakapan bahasa Jepang yang dinamai Shaberokai
yang di bina oleh konjen Jepang di Medan.
“Saya
lebih banyak belajar secara otodidak dengan sering sering berbicara dengan
bahasa Jepang dengan kawan kawan di Shaberokai
” katanya.
Selain
bahasa Jepang dirinya juga mahir dalam berbahasa inggris, kenapa lebih suka
dengan bahasa Jepang ketimbang Inggris, menurut Hendra bahasa inggris kosa
katanya lebih banyak yang monoton sementara bahasa Jepang lebih berkembang
serta mengajarkan cara berbicara dengan menggunakan etika dan sopan santun
kepada orang lain.
Anak
ke tiga dari empat bersaudara ini memulai kesukaanya terhadap negara Jepang itu
sejak duduk di bangku SMA tidak hanya menyukai komik Jepang, anime serta tariannya,
namun yang paling disukainya adalah ragam kebudayaannya, menurutnya negara
tirai bambu tersebut memiliki ragam kebudayaan yang memiliki makna filosofis
dan secara turun menurun di pertahankan.
Sangking
hapalnya dengan kebudayaan Jepang, pernah ada warga Jepang yang mengajaknya
untuk pindah kewarganegaraan Jepang, namun Hendra menolaknya karena dirinya
juga mencintai Indonesia dengan segudang ragam kebudayaannya, dan di Indonesia
juga lah dia dapat belajar banyak hal termasuk kebudayaan Jepang.
“Untuk
dapat belajar bahasa Jepang kuncinya Cuma satu, buatlah banyak banyak kesalahan
agar kita bisa banyak belajar dari kesalahan kesalahan serta jangan malu untuk
bertanya kepada orang, dari pada tidak bertanya akibatnya malu seumur hidup”
pesan Hendra.
Atau
bahasa Jepangnya,’ Kiku wa icnijind Haji
Kikanuwa Isshou No Haji’. Hendra juga mengutarakan niatnya setelah lulus
kuliah ingin melanjutkan sekolah di strata dua di Jepang dengan beasiswa dan
kemudian setelah tamat dapat bekerja di perusahaan ternama di negara Sakura itu. Rholand Muary
Tidak ada komentar:
Posting Komentar